Jumat
siang, selepas mengisi diklat Jurnalistik di Kampus STIA Beraji, saya mampir ke
Pondok. menyambangi teman-teman yang dalam beberapa hari terakhir tidak ketemu.
Seperti biasa. Canda dan tawa-tawa renyah mengalir deras. Kami menganggapnya
seperti “jalan” untuk keluar dari berbagai aktifitas yang membosankan. Apa lagi
yang bisa menyembuhkan kejenuhan selain tawa?
Yups.
Tawa memnag sering menjadi obat mujarab untuk penyakit hati yang semakin
beragam. Mulai dari kecewa, sedih, tersakiti dan lain-lain. Bahkan, akhir-akhri
ini sudah semakin banyak yang berminat untuk mengikuti terapi ketawa. Jika di
India sudah bertahun-tahun yang silam komunitas ketawa menjamur, mungkin di
Sumenep juga akan mulai tumbuh. Untuk apa? Tentu untuk bahagia. Haha… (nah,,,
ketawa kan?)
Adalah
Uzy, salah satu teman saya yang saat ini saya lihat lebih ceria disbanding sebelum-sebelumnya.
Saat ditanya rahasianya, ia malah tersenyum sembari bilang “ada deh,,,”. Uufft,,,
jawaban yang sungguh sangat tidak memuaskan hati. Glek!
Saya
tanya rahasia keceriaannya karena saya tahu, beberapa bulan sebelumnya, Uzy
sempat terpuruk dalam penderitaan hati yang tidak kepalang tanggung. (Halah,,,) ah, saya harus merahasiakan
juga macam mana bentuk penderitaannya itu, kasihan, takut malah semakin kurus (Uzyyy,,,, muuph ya,,, tak bermaksud ngatain
kekurusanmuuu,,,,).
Disela-sela
ngobrolin tentang keceriaan hidup, tiba-tiba dia menyodorkan Netbook pada saya.
Senyumnya masih tersinggung. Ups, tersungging maksud saya. Lalu dengan seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, saya pelototin layar netbooknya. Dan
disitu tertulis:
“Mengalah bukan berarti kamu lemah.. Kamu mungkin
meneteskan air mata di saat hatimu terluka. Dan kamu mengalah dengan pergi
menjauh dari orang yang telah menykitimu bukan berarti kamu lari dari
kenyataan. Tapi kamu hanya ingin agar hatimu tak terus terluka.Bersabarlah dan
berbenah diri menjadi lebih baik. Agar suatu saat orang yang menyakitimu
menyadari bahwa betapa berartinya dirimu.”
Seperti
biasa, saya membacanya nyaring-nyaring. Biar teman-teman pada mendengar semua. Dan
benar saja, selesai saya baca, koor “Huuuuuuuu,,,,” dari teman-teman menderu
seperti gelombang. Tapi setelahnya,
kembali kami tertawa ceria.
Selamat
menikmati keceriaanmu ya Zy,,,,, ^_^