Dulu,,,
dulu sekali. Sebagai Avan kecil, tentu tidak banyak yang saya pikirkan. Hanya berusaha
menjalani kehidupan dengan penuh senyum (ah,,,
inipun sebenarnya terlalu serius membahasakannya. Pake kata “berusaha” segala
^_^). Tak pernah berpikir untuk membuat planning dalam hidup. misalnya bagaimana
harus menyelesaikan sekolah, lalu mencari pekerjaan. Bagaimana mendapatkan
penghasilan tambahan agar bisa membangun rumah sendiri, punya kendaraan
sendiri, menafkahi anak dan istri (jika sudah punya nanti. ^_^). Semua itu belum
ada dalam benak Avan kecil. Yang penting bisa bermain dengan teman-teman. Itu sudah
cukup.
Sesekali,
sebagai anak kecil, saya juga menangis jika ada keinginan yang tidak terpenuhi.
Misalnya saat pengen punya mobil-mobilan besar yang keren. karena tidak punya
uang sendiri, ya nangis sama orang tua agar dibelikan. Tapi karena nasib
mungkin belum berpihak pada saya, jurus nangis termelaspun tampaknya tidak
mempan membuat ortu kasihan lalu membelikan mobil-mobilan itu. Hadeeh…
Lalu saya
ngambek. Tidak mau makan, tidak mau minum, tidak mau bicara. Saya bertekad
dalam hati. Jurus ngambek kali ini tidak boleh gagal. Maka saat ibu membujuk
agar makan, dengan penuh keyakinan saya palingkan muka ke kiri dengan sedikit
memonyongkan bibir “huhh…”. Lalu saya diam. Ibu juga. aneh, pikir saya. Untuk beberapa
saat lamanya saya tetap dengan posisi melengos. Semenit, dua menit, tiga menit,
lalu bermenit-menit, ibu tak kunjung membujuk lagi. Padahal leher sudah pegel. Perut
juga sudah lapar. Duuhh,,,
Saya menyerah.
Perlahan kembali berpaling pada ibu. Eh,,, ibu malah senyum. Gak pengertian
banget sih, mestinya kan dibujuk sekali lagi. batin saya. Tapi mau gimana lagi.
Perut memang sudah lapar. Maka saat ibu kembali menyodorkan suapannya, tanpa pikir
panjang saya langsung melahapnya. Hehe…
Sungguh,,,
ngambek itu tidak enak saudara-saudara!! Maka jangan sekali-kali kita ngambek,
agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi. ^_^
Tapi sebagai
anak kecil (saat itu). Mana bisa saya
diajak memikirkan hal-hal yang bikin ruwet? Untung rugi karena ngambek itu
belum masuk dalam daftar analisa otak saya. Yang penting tujuan tercapai. Baru sekarang
aja saya sadar bahwa ngambek itu bukan sebagian dari kecerdasan. Haha…
Menjadi anak
kecil memang mempunyai fase indah tersendiri. Bagaimana tidak indah, jika
kerjaan sehari-hari kebanyakan hanya bermain saja. Paling-paling ya ngaji ke
langgar (surau) ba’da maghrib, belajar di sekolah pagi hari, lalu selebihnya bermain
lagi dengan teman-teman. Lebih banyak tersenyum dari pada menangis. Lebih banyak
enjoy dari pada galau.
Saya banget
ituuu….
Hehe…
duuh,, senyum si kecil culun banget.... hehe... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar