hujannya dari google ^_^ |
Hujan datang begitu riang. Dingin bulan Desember kembali membalur tubuh. Aku masih ingat setahun yang
lalu; lewat pesan singkat di HP, engkau bilang sedang menggigil dalam hujan. Sungguh
betapa khawatirnya aku saat itu, lantaran tak bisa di sampingmu. Tak bisa memastikan
kondisimu seperti apa. Padahal sebelumnya, aku selalu berpesan agar jangan melarung
dalam hujan.
Malamnya, saat
aku meneleponmu, kekhawatiranku semakin menguat karena kudengar suaramu berubah.
Kau mulai terserang flu. Tapi
seperti biasa, kau tertawa-tawa mendengar kekhawatiranku. Mungkin kau merasa
ini sesuatu yang lucu. Sebuah kekhawatiran yang menurutmu berlebihan. Tapi sungguh,
bagiku tidak.
Kau selalu
menganggap biasa hal-hal kecil. Sementara aku tak pernah menganggap segala
sesuatu itu perkara kecil. Bagiku, setiap sesuatu penuh arti. Syarat makna. Kita
memang berbeda; tapi itulah yang membuat kita semakin dekat. Saling melengkapi
satu sama lain. dan kita bahagia karenanya.
Nay,,,
Tidak terasa, sekarang sudah bulan
Desember lagi,,, bulan yang bergelimang hujan. sejak musim penghujan tiba, aku
juga semakin jarang menikmati senja. Nyaris setiap sore gulungan awan hitam
senantiasa menggelayut menyambut malam. Dan tak ada senja saat-saat seperti
itu. Padahal, engkau tahu kan bahwa aku seseorang yang senantiasa menyukai
senja. Dan sekarang, engkau juga sama; jatuh cinta pada senja.
tentu kau
masih ingat sebuah senja yang mempertemukan kita. Kau menunjuk langit yang
merah saga. Matamu berbinar ceria. Sesekali kau menatap ke arahku. Aku hanya
tersenyum melihatmu; lebih tepatnya melihat ekspresi keceriaan di wajahmu. Ada bulir-bulir bahagia disana, seperti tebaran
awan putih yang bersepuh warna merah saat itu.
Kemudian aku bercerita tentang
senja-senja yang telah membuatku jatuh cinta. Kau mendengarkan dengan senyum
yang senantiasa tersungging. Matamu sesekali mengerjab. Tapi tak pernah lepas
dari mataku. Dan itulah untuk pertama kalinya aku salah tingkah. Gugup, dan sejenak tergeragap. Aku ingin
bersembunyi dari matamu, tapi kau tahu kan itu tidak mungkin?
Nay,,, menjelang
kedatanganmu, aku ingin bercerita tentang sesuatu. Bukan tentang rentang hari
yang kita sulam bersama. Bukan tentang malam-malam sepi diantara derai hujan
yang menandak genting rumah. Juga bukan tentang mimpi indah di setiap barisan
harap dan lukisan kisah kita.
Aku hanya
ingin bercerita tentang rindu; bongkahan rasa yang berpijar disepuh cinta.
Kau tahu
dimana tempatnya?
Hatimu;
semerbak wangi beraroma surga.
Sumenep, 13 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar