Saat senja
menguning. Saat angin berhembus perlahan. Saat beberapa pasang kelelawar
berbaris pulang. Saat dingin mulai menyapa. saat beberapa kelopak mawar menebar
wangi. Saat rindu selalu bertalu.
Kamu;
perempuan yang selalu merindukan surga, yang sejak dulu diam-diam menciptakan
damai di hati; melahirkan bait-bait puisi tentang cinta. Kini—diantara langit
jingga sore hari—kau hadir dan duduk di sampingku. Berceloteh tentang
perjalanan, embun shubuh, mimpi-mimpi indah yang diambil dari tidur malam,
kelopak bunga yang luruh, awan seputih kapas, tugas kuliah yang belum rampung,
organisasi yang menyita waktu, cucian yang menumpuk, es cream rasa Vanila, gerimis yang lama tak bertandang, dan
cerita-cerita unik yang membuatku tersenyum.
Aku;
lelaki pecinta senja yang kerap kali luruh dalam rindu, tak pernah bisa lepas
sedetikpun dari rasa itu. Rasa yang kau curi dari kerlip bintang di bulan
Dzulhijjah. Rasa yang kerap mendatangkan gempa sekian skala richter di dada. Rasa yang dipetik dari
pijar sorot mata kita. Rasa yang sudah membuat kita semakin ranum dalam hamdalah. Rasa yang hanya tertuju
untukmu; rindu.
Dan di senja kali
ini. untuk kesekian kalinya kukatakan, rindu ini seperti nafas. Berhenti
berarti mati. Bahkan meski kau sudah di sampingku, meski kau telah menjadi
halal bagiku,,, sungguh rindu ini semakin rimbun dan membiru.
- “Terimakasih untuk segala hal yang
indah ini.” ucapmu perlahan.
+
“Terimakasih juga untuk selalu
menjadi sumber rinduku.” Kau mengangkat kepala. menatapku dengan binar cinta.
Senyummu mengembang.
- “Masih merindukanku?”
+
“Bangeeet,,,”
- “Aku kan di sampingmu Mas,,,?” Matamu mengerjap dua kali.
+ “He’em,,,
padahal kau di sampingku. Apalagi jika tidak. Kau tahu, rindu ini selalu tak
bisa kubendung. Seperti gelombang di lautan. Bisa kau bayangkan betapa sakitnya
aku jika harus kehilangan rindu ini?” kau terdiam. Aku juga. hening diantara
kita. Matamu merebakkan bening. Luruh. seperti tubuhmu yang menghambur ke
pelukku.
- “Thank
you my husband,,,” suaramu basah. Hangat di dada.
Sumenep, 6 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar