(bagian 3 dari catatan rakernas)
“Tidak
setiap pertemuan menyisakan kenangan. Tidak setiap kenangan menyisakan
senyuman. Tidak setiap senyuman menyisakan rindu. Tapi rindu selalu berhasil
melahirkan senyum. Maka, jadilah rindu.”
Saya baca kembali pesan singkat itu
sembari sedikit menjauh dari teman-teman rakernas yang sedang ngobrol di tengah
kamar asrama. Saya berbaring di kasur kecil berwarna hitam. Berharap rasa
pening di kepala semakin menghilang. Sekalian saya membalas pesan pendek itu.
☺ Terimakasih.
Kalimatnya indah. Penuh makna.
♀ Aku belajar
darimu.
☺ Ha ha ha…
♀ Kok ketawa?
☺ Aku tak
pernah mengajari apapun padamu.
♀ Kau memang
tak pernah menggurui Mas,, tapi justru itu yang mengajari banyak hal.
☺ Terimakasih
dech… ^_^
♀ Senyumnya
manis
☺ Jiiaaahh,,,,
itu senyumnya HP
♀ Aku yakin
orangnya juga tersenyum,,,
☺ Tahu dari
mana,,,?
♀ Dari hati,,,
☺ Wuiih,,
dalem banget,,,
♀ Namanya juga
hati,,, tak akan kita temui ukuran apapun yang mampu mengukurnya.
☺ Karena hati
memang tak perlu diukur,,, cukup dirasakan saja.
♀ Seperti rindu?
☺ May be,,, sebab segala sesuatu yang
bersumber dari hati tak akan mampu ditakar dengan apapun.
♀ Sama
sepertimu.
☺ Sepertiku?
♀ Iya.
☺ Kenapa denganku?
♀ Kau dan
rindu seperti dua sisi mata uang. Menyatu tapi sulit ditafsir.
☺ Tapi aku
bukanlah rindu.
♀ Jika begitu,
jadilah rindu.
☺ Aku tak mau
menjadi rindu,,,
♀ Kenapa?
☺ Karena rindu
seringkali menyisakan luka.
♀ Justru luka
yang akan membuat rindu semakin indah. Semakin berarti. Semakin mendewasakan.
☺ Tapi tidak
setiap orang menyadarinya.
♀ Butuh waktu
untuk menyadari keindahan rindu. Bahkan terkadang butuh sakit terlebih dahulu
untuk mengetahui betapa sangat berartinya rindu itu.
☺ Kau benar.
Tapi untuk apa menjadi rindu jika tak ada yang menginginkan?
♀ Jika
ternyata ada?
☺ Aku tetap
tak ingin menjadi rindu.
♀ Kenapa?
☺ karena aku
takut malah menjadi luka untuk orang itu.
♀ Kau tidak
akan menjadi luka baginya hanya karena menjadi rindu
☺ Tidak ada
jaminan bahwa aku tidak akan menjadi luka untuknya.
♀ Jika dia
tetap ikhlas meski terluka?
☺ Aku yang
tidak ikhlas untuk melukainya
♀ Jika begitu
jangan lukai dia
☺ Aku tak
pernah punya niatan untuk melukai siapapun, hanya saja, aku belum tahu
bagaimana caranya membahagiakan orang lain.
♀ Mau aku
kasitahu caranya?
☺ Boleh,,,
♀ Aku telepon
ya,,,?
☺ Boleh… tapi
jangan sekarang ya,,,? Aku sudah mau ke tempat acara. Udah tahu kan?
♀ Bikin
geregetan..
☺ Ha ha ha… sorry…
♀ Iya dech,,
gak apa-apa.. yang penting ilmunya dibagi ya,,,?
☺ Insya Allah…
Saya bergegas bangun. Sementara
teman-teman yang lain juga sudah pada bersiap untuk menghadiri pengajian umum
dan silaturrahim peserta rakernas dengan beberapa Kyai sepuh. Setelah semua
siap. Kami bersama-sama menuju halaman samping Masjid Amanatul Ummah. Ratusan
hadirin sudah duduk di kursi yang telah disediakan. Saya memperkirakan tidak
kurang dari 700 orang yang sudah hadir di tempat itu. Sedangkan yang lain juga
mulai berdatangan satu-persatu.
Sebelum acara resmi dimulai, kami disuguhi
penampilan qosidah dari santri Amanatul Ummah. Menurut informasi dari MC, group
qosidah itu sudah pernah menjadi juara Nasional. Terus terang saya kagum
dibuatnya. Suaranya merdu. Ada tiga penyanyi perempuan dan satu penyanyi cowok.
Semuanya belia. Masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP.
Selesai beberapa penampilan, kemudian
acara resmi dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-quran. Pembacaan sholawat
nabi. Lalu sambutan dari pengasuh Pon.pes Amanatul Ummah sekaligus ketua Pimpinan
Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama; DR. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. Dalam
sambutannya, beliau banyak memberikan informasi sekaligus motifasi yang mampu
menumbuhkan semangat bagi para peserta rakernas (terutama saya). Menurut Romo Kyai Asep, pergunu menyediakan 1.000
beasiswa S-1 dan 200 beasiswa S-2 bagi para angotanya. Juga jurnal PROGRESS
untuk wadah menulis. Lalu diam-diam saya berharap, tahun berikutnya akan ada
beasiswa S-3 untuk anggota pergunu agar saya juga bisa melanjutkan studi lagi.
^_^
DR. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A (ketum pergunu) |
Selain informasi dan ilmu pengetahuan
baru dari KH. Asep, saya juga terkesan dengan penampilan ustadzah cilik Ponpes
Amanatul Ummah. Namanya Vika. Saya lupa nama lengkapnya. Saat tampil, Vika yang
pernah menjadi juara pemilihan da’i cilik tingkat nasional itu membahas tentang
3 keistimewaan angka 17. Yaitu 17 rakaat dalam sholat. Tanggal 17 di bulan
Ramadhan. Dan tanggal 17 di bulan Agustus. Bukan karena keistimewaan
angka-angka itu yang membuat saya terkagum-kagum. Tapi gaya penuturan Vika yang
membuat saya terkesima. Bahasanya sederhana. Santun. Mengalir tanpa halangan.
Vika,,, (Mirip Ayatul Husna di KCB,,,) hehe,, |
(saya
bersyukur karena 3 hari kemudian bisa ngobrol dengan Vika dalam perjalanan
pulang dari rakernas. Saat itu kebetulan satu mobil dengannya. Tapi tidak
berdua, saudara-saudara... ada Mas Lukman juga. Pak Munawar Cilacap, Mas Aris
Magetan. Tiga orang penyanyi nasyid dan dua orang ustadz Amanatul Ummah.
Tentang perjalanan pulang itu, jika sempat saya akan tuliskan di sini nanti.^_^
)
Prof. DR. KH. Ali Aziz, MA. |
Sungguh sangat krusial peranan seorang
guru. Jika gagal, bukan saja merugikan satu orang, tetapi semua anak didiknya
akan terancam gagal. Betapa banyak mahasiswa yang sedang merampungkan
skripsinya mendadak semangatnya ambruk saat tulisannya “dicaci” oleh dosen
pembimbingnya. Betapa banyak siswa yang kehilangan semangat belajarnya
gara-gara dibilang “goblok” oleh gurunya hanya karena tidak bisa menjawab satu
soal dengan benar.
Duh,,, akan jadi apa dunia pendidikan
kita jika masih banyak guru yang memposisikan muridnya seperti “keledai”? para
Guru, semestinya berbicara dengan perkataan yang menumbuhkan semangat. Pilihan
kata yang digunakan juga haruslah yang qoulan
maisyuroh. Perkataan yang terbaik untuk membangkitkan motivasi bagi siswa.
Bukankah seluruh Makhluk di alam semesta berdoa untuk orang yang mengajarkan
ilmu pada orang lain? Itulah seorang guru. Sebuah profesi yang sangat mulia.
Maka, jadilah guru yang baik, atau tidak
sama sekali. Saya bergetar mendengar tausyiyah yang disampaikan oleh Kyai Ali.
Saya terdiam. Berdoa dalam hati. Ya Allah,,, semoga bisa menjadi seorang
pendidik yang baik ya rob…
lalu besoknya saya resmi jadi peserta rakernas pergunu 2012.
lengkap dengan kalungnya. hehe...
lengkap dengan kalungnya. hehe...
H. Munawar (cilacap), Avan, Lukman (Sumenep) |
E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
BalasHapusyuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!