Kesempatan itu,,,



(Bagian 1)
Beberapa hari yang lalu, saat memutuskan untuk hadir pada rapat kerja nasional Pergunu di Ponpes Amanatul Ummah, Pacet-Mojokerto, sebenarnya saya masih dalam kondisi yang belum prima. Kalau dalam bahasa umumnya, ya sakit. Badan meriang, tenggorokan panas, kepala seperti dihantam ratusan palu berkali-kali. Sangat-sangat-sangat sakit. Bahkan setiap kali berjalan, hampir seluruh urat-urat dalam tubuh serasa dilolosi. Lemes banget rasanya.
Saya memang tidak sempat menghitung, sudah hari keberapa kondisi seperti ini saya alami. Yang jelas, sudah lebih dari seminggu rasa sakit ini bercokol dalam tubuh. Apa daya, saya tetaplah manusia lemah yang kadang harus membiarkan rasa sakit bermain-main dalam tubuh. Mencoba menikmatinya sebagai bagian dari keindahan hidup. Maka hanya senyumlah yang menjadi satu-satunya cara bagi saya uintuk “melupakan” rasa sakit itu. Meski kadang tidak selamanya berhasil.
Alhamdulillah,,,
Setidaknya saya masih bisa tersenyum dalam sakit.
Saat menerima undangan untuk hadir pada rakernas pergunu, saya sempat bolak-balik dari kebimbangan yang satu pada kebimbangan yang lain. Antara hadir dan tidak. Antara melepaskan diri dari sakit atau malah lesap di dalamnya. Saya mulai memikirkannya dengan lebih serius. Akhirnya saya memutuskan untuk hadir. Saya menganggap ini sebagai salah satu jalan untuk memberontak dari rasa sakit.
Hal lain yang menjadi alasan bagi saya untuk hadir adalah, karena panggilan jiwa. Rakernas kali ini akan dihadiri perwakilan para Guru atau pendidik se Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Ini kesempatan bagi saya untuk belajar lebih banyak lagi agar jadi seorang pendidik yang sebenarnya. Saatnya menimba pengalaman dan ilmu dari mereka yang sudah lebih banyak mengenyam asam garamnya dunia pendidikan.
Jadi,,, saya tidak boleh menyerah pada rasa sakit ini (seperti yang seseorang inginkan).Saya memang harus berangkat untuk menghadiri rakernas. Terlalu eman rasanya menyia-nyiakan momen yang sangat istimewa ini. Terlebih, jika membaca manual acaranya, akan hadiri oleh beberapa Kyai besar dan tokoh-tokoh penting di Republik ini.
Saya menyatakan kesiapan untuk berangkat, dua hari menjelang pelaksanaan rakernas. Kebetulan tiap-tiap Pimpinan Cabang diundang dua orang. Jadi, saya punya teman dalam perjalanan. Setelah telepon beberapa teman pengurus, maka Mas Lukman Hidayat yang siap untuk berangkat. Kebetulan, Mas Lukman adalah wakil sekretris PC.Pergunu Kabupaten Sumenep. Dia juga seorang guru di Desa Tambak Sari Kecamatan Rubaru. Pernah juga bertugas di pulau terpencil selama 10 tahun. Jadi, perjalanan menuju rakernas akan ada banyak ilmu yang bisa saya serap darinya. Insya Allah…
Hari itu,,,
Saya menunggu Mas Lukman di NUSA FM. Sengaja saya menunggunya di sana karena kebetulan studio NUSA berada di samping jalan Provinsi. Tempat Bus AKDP biasa lewat. Hampir satu jam saya menunggu Mas Lukman, sementara sakit di kepala mulai terasa lagi. Saya sempat dihinggapi rasa cemas. Jangan-jangan saya tidak sanggup melakukan perjalanan ini? Jangan-jangan saya malah akan semakin sakit saat sampai di tempat rakernas mengingat kondisi tubuh memang belum sehat?
Allah ya karim,,, saya memasrahkan semuanya hanya pada Allah…
Jam di lengan menunjukkan pukul 09.35 saat saya dan Mas Lukman naik Bus Patas jurusan Surabaya. Hanya beberapa penumpang yang berada di dalamnya. Saya memilih tempat duduk nomor tiga dari depan deret kiri. Sedangkan Mas Lukman memilih deret kanan, baris ke 5 dari depan. Kami berpisah tempat duduk karena Bus masih belum penuh, jadi biar sedikit lebih leluasa kata Mas Lukman. Saya hanya mengangguk sambil tersenyum, sementara sakit di kepala semakin menjadi-jadi. Padahal suhu dalam Bus terasa sejuk karena memang menggunakan Air Conditioner.
Sampai di terminal Pamekasan saya semakin kesakitan. Rasanya, saya benar-benar tidak kuat. Tetapi sebisa mungkin saya mencoba bertahan. Memijit-mijit sendiri beberapa bagian di kepala saya yang sangat sakit. Tiba-tiba Mas Lukman berada disamping saya. Menanyakan kondisi saya yang mungkin terlihat pucat dan kesakitan. Saya berusaha untuk tetap tersenyum agar dia tidak cemas. Saya katakan bahwa mungkin karena sedikit masuk angin yang membuat saya sedikit pusing. Akhirnya Bus kembali berjalan. Menyalip beberapa kendaraan yang berada di depan. Sampai di suatu tempat, Bus berhenti. Saya membuka mata sebentar, melihat kesamping. Ternyata sudah di Camplong. Lalu kembali saya memejamkan mata menahan sakit.
“Permisi Mas,,, masih kosong?” saya membuka mata, seorang perempuan berjilbab abu-abu berdiri sambil tersenyum menunggu jawaban. Subhanallah,,, mirip sekali dengan seseorang...
“Kosong Mbak,,, silahkan” jawab saya sambil meringis menahan sakit. Saya pindah ke tempat duduk sebelah kiri yang dekat dengan kaca. Sementara, perempuan itu duduk di samping kanan saya. Kembali saya memejamkan mata. Menghirup nafas dalam-dalam. Mencoba meredakan rasa sakit yang masih menusuk-nusuk kepala. Sementara Bus kembali berjalan. Bergerak menuju Surabaya.
“Sepertinya Mas kesakitan,,,? Dari tadi saya lihat Mas meringis terus” Suara di samping saya kembali terdengar. Mau tidak mau saya kembali membuka mata. Meski kepala saya memang sakit, tapi tidak etis rasanya jika harus diam saat ada orang lain menyapa.
“Iya Mbak,,, saya pusing.”
“Mas Mabok ya,,?”
“Saya ndak tahu Mbak,,,”
“Sepertinya Mas memang mabok,,,”
“Saya hanya pusing dikit kok Mbak,,,”
“Saya punya jamu sachet masuk angin Mas,,, sebentar ya,,,” perempuan di samping saya itu kemudian membuka Tasnya. Mencari-cari sesuatu di dalamnya. Saya tertegun dibuatnya. Perempuan ini belum saya kenal, tapi seperti sudah menjadi teman yang sangat akrab sekali. Pelan-pelan saya merasa kagum dengan persaudaraan yang dia tunjukkan. Menolong orang yang sedang dalam kesusahan sungguh merupakan perbuatan yang sangat mulia. Dan perempuan itu mulai menunjukkan sifat-sifat seperti itu. Subhanallah,,, Jika tak salah menduga, sepertinya dia seorang mahasiswi, atau setidaknya seseorang yang memang mempunyai pengetahuan lebih.
“Ini Mas,,, minumlah,,,” katanya sambil menyodorkan jamu sachet dengan bungkus warna kuning.
“Tapi Mbak,,,?”
“Kenapa,,,? Nggak pahit kok Mas,,, rasanya sedikit manis dan pedas. Biasanya setelah diminum, badan akan terasa menghangat. Lalu pelan-pelan, insya allah, kondisi tubuh akan membaik.”
“Ini kan persediaannya Mbak,,,?”
“Tenang Mas,,, saya masih ada kok,,, saya memang terbiasa membawa obat-obatan jika dalam perjalanan,,,” katanya sambil menunjukkan beberapa sachet persediaannya.
“Terimakasih Mbak,,,”
“Sama-sama Mas,,, ayo diminum dulu” ucapnya sambil tersenyum. Lalu saya meminumnya. Rasanya sedikit pedas memang. Ada rasa hangat yang perlahan melewati tenggorokan dan dada. Saya kembali memejamkan mata sambil meringis menahan sakit.
“Mas sendirian,,,?
“Sama teman, Mbak,,,”
"Ada di mana temannya,,,? kok tidak ngumpul?"
"Di belakang Mbak,,, "
“Jangan panggil Mbaklah Mas,,, sepertinya saya lebih muda dari Mas,,,?” saya menoleh kearahnya. Tersenyum melihat senyumnya.
“Lalu saya harus panggil apa,,,?” tanya saya tetap sedikit meringis.
“Teman-teman memanggil saya, Fiya,,, jadi Mas boleh panggil dengan nama itu…” lalu percakapan kami mengalir begitu saja. Kami menjadi lebih akrab. Banyak hal yang saya pelajari darinya. Tentang keramahan. Tetang bagaimana membantu orang lain. Tentang sifatnya yang baik (setidaknya karena telah menolong saya dengan jamu sachetnya). Tentang kesederhanaannya juga.
Saya menjadi pendengar yang baik saat Fiya berceloteh tentang banyak hal. Mulai dari hobynya, aktifitasnya, kampung halamannya, sahabat-sahabatnya, kuliahnya juga. Ternyata Fiya kuliah di UIN Malang, jurusan Pendidikan Agama Islam. Sekarang tengah berproses merampungkan skripsinya. (Semoga cepat rampung ya Fiya,,,)
“Fiya,, maaf ya,,, kenapa kau berbaik hati memberiku jamu sachet, padahal kita belum saling kenal. Bahkan bertemupun baru dalam hitungan menit?”
“Mas,,, Kesempatan menolong orang lain, terkadang tidak datang dua kali. Jadi, saat kesempatan itu ada, maka saat itu pula saya harus memanfaatkannya.” Saya tertegun mendengar jawabannya. Kembali rasa kagum menderas dalam hati saya.
“Saya ikhlas memberikan jamu itu Mas,,, tapi saya ingin tahu satu hal dari Mas”
“Apa itu Fiya,,,?”
“Jika saya butuh pertolongan,,, apa Mas mau menolong saya? Tapi mohon jangan salah paham Mas... ini tidak ada kaitannya dengan balas budi lho ya,,,?” katanya sambil tersenyum. Saya pun mengangguk.
“Selama saya bisa, Insya Allah saya akan menolongmu,,,”
“Boleh tahu nama Mas siapa,,,?” saya terkejut, sejak tadi saya ngobrol banyak ternyata saya belum menyebutkan nama. Astaghfirullah,,,
“Avan…”
“Hanya itu,,,?”
“Untuk sekarang iya…”
“Lalu kapan saya boleh tahu nama lengkapnya Mas,,,?”
“Saat kau sudah menyebutkan nama lengkapmu,,,” dia tertawa kecil. Sementara saya hanya tersenyum. Sakit di kepala mulai mereda.
“Tolong pinjami saya HP sebentar Mas…” saya sedikit terkejut dengan permintaan Fiya. Untuk apa dia mau pinjam HP? Lagian kalau tahu HP saya jelek gimana? Duh,,, saya harus menepis pertanyaan-pertanyaan itu. Fiya sudah berbaik hati. Lalu bergegas saya ambil HP mungil berwarna hitam dari saku. Memberikan padanya. Fiya menerimanya sambil tersenyum.
“Maaf ya,,, HPnya jelek… tidak berwarna” ucap saya sedikit cengengesan.
“Saya malah suka yang seperti ini lho Mas,,,” jawabnya sambil memencet angka-angka. Saya hanya tersenyum. Sejurus kemudian, ia memencet tombol panggil. Tampaknya ia sedang menelepon seseorang. Belum sempat saya mengira-ngira siapa yang diteleponnya. Mendadak terdengar suara nada dering sebuah HP dari dalam Tasnya. Tidak berselang lama, suara itu hilang. Fiya menyerahkan kembali HP saya yang tadi dipinjamnya, sebelum sempat saya bertanya sesuatu,,,
“Itu nomor saya Mas,,, simpanlah. Saya juga akan menyimpan nomornya Mas Avan” katanya seraya mengambil Handphone dari dalam Tasnya. Saya tersenyum dibuatnya. Lalu perjalanan itu tiba-tiba membuat saya cemas. Surabaya semakin dekat...

Kau benar Fiya,,, kesempatan itu tidak akan datang dua kali,,, 
Terimakasih untuk semuanya…
Semoga sukses ya,,, ^_^



1 komentar:

  1. E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
    yuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!

    BalasHapus