Ujian saat puasa,,,



Ini hari ketiga saya menjalani ibadah puasa dengan aktifitas yang tetap padat. Lembur Updating data PTK, siaran di radio setiap pagi dan sore, mengisi kelas menulis di pondok, bernegosiasi dengan pemilik tanah (soalnya lagi ngebet pengin beli tanah untuk Rumah Rindu. Hehe,,,). Distribusi brosur Lomba pildacil dan Nasyid ke beberapa Lembaga dan MWCNU, rapat koordinasi dengan Mas Hajar dan beberapa teman lainnya untuk managemen Usaha Bersama (semoga usaha kami lancar), dan lain sebagainya. Saya juga harus bolak-balik pulang ke rumah selepas siaran sore. Selain untuk buka puasa, saya harus merawat Ibu yang kebetulan tengah sakit (Semoga cepat sembuh ya Bu,,,).

Alhamdulillah saya masih bisa sholat tarawih berjamaah. Tadarus juga masih tetap jalan, meski tidak seperti dulu. Target 3 Juz dalam sehari semalam belum bisa saya penuhi. Tapi saya tetap tidak patah semangat untuk mengejar target. Semoga saya tidak kalah dengan kesibukan.

Ujian datang sejak hari pertama ramadhan. Sebenarnya tidak begitu berat, tapi berhubung sambil puasa, jadi rasanya beda aja. Bukan aktifitas yang padat tadi yang membuat saya merasa sedikit berat melewatinya, tapi karena saya harus menyiapkan buka puasa dan makan sahur sendiri yang membuat saya merasa sedikit terbebani.

Dulu saya memang terbiasa melakukannya sendiri sewaktu di pondok. Tapi saat ini, dengan aktifitas yang banyak, otomatis tenaga dan waktu saya tidak cukup untuk melakukannya sendiri. Saya butuh orang lain yang bisa meringankan tugas-tugas ini. setidaknya, untuk menyiapkan buka puasa dan makan sahur. Itu saja. Tapi siapa?

Ah,,, sayang kau tak disini duhai,,, Padahal dulu kau berjanji akan memasak untukku…

Jika saja Ibu dalam kondisi sehat, sudah pasti beliau yang menyiapkan. Jika saja adek tidak hidup mandiri dengan suaminya, pasti dia yang menyiapkan. Lalu saat perempuan-perempuan itu sudah tidak memungkinkan untuk menyiapkan, mau tidak mau saya memang harus menyiapkan sendiri. Meski sekedar makan nasi dengan mie. Bukan karena saya tidak tahu masak dengan menu yang macam-macam, tapi karena saya memang tidak punya waktu yang banyak untuk memasak. Jadilah makan dengan praktis. Atau beli untuk buka puasa.

Semalam misalnya, disela-sela Updating Data PTK, saya harus membawa Ibu periksa ke dokter karena demamnya masih tinggi. Setelahnya saya harus melanjutkan pekerjaan sampai menjelang pukul 01.00 Dini hari. Badan sudah capek. Mata sudah ngantuk. Tidak mungkin untuk masak. Jadi saya langsung istirahat. Alarm di HP berdering pukul 02.45. saya bangun untuk makan sahur. Untung persediaan nasi masih ada. Tinggal merebus mie saja. selesai. (saya tahu, ini bukan menu makan yang sehat. tapi mau gimana lagi?)

Selesai sahur, saya segera ambil wudhu. rasa dingin dari air wudhu terasa seperti es. akhir-akhir ini cuaca memang sangat dingin jika malam hari. kemudian, dalam qiyamul lail saya mengadu padaNYA. Kondisi seperti ini tidak mungkin saya jalani terus menerus. Tapi saya juga tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya percaya bahwa Allah punya rencana yang indah untuk setiap hambanya.

Sambil menunggu adzan shubuh, saya larut dalam tafakkur. Berbagai peristiwa berlesatan dalam benak saya. Lalu terngiang nasehat Kyai di pondok beberapa hari yang lalu, agar saya segera melangkah pada kehidupan baru. Tidak baik menunda-nunda. Saya sempat mengutarakan kesulitan saya untuk berdamai dengan hati. Saya sampaikan pada kyai bahwa saya mungkin masih sedikit trauma. Atau bahkan memang trauma. Rasa sakit yang berkali-kali saya alami tidak bisa saya pungkiri telah menjadi penyebab ketakutan itu. Semua orang yang dekat seolah hanya akan meninggalkan gores luka di hati saya. Lalu dengan tersenyum lembut kyai bercerita banyak hal. Termasuk perjalanan hidup beliau. Saya mendengarkan dengan penuh takdzim.

Diakhir pembicaraan, Kyai menawarkan saya untuk ta’aruf. Saya terkejut mendengarnya. Apakah harus seperti ini jalan hidup saya? Apakah harus dengan orang yang tidak pernah saya kenal sebelumnya saya akan melewati kehidupan baru? Wallahu a’lam. Saya pasrah pada Allah. meski sejujurnya hati saya sangat cemas.

Dalam hati kecil saya memang memberontak. Rasa sayang terhadap seseorang memang masih lebat di hati saya. Tapi saya takut justru menjadi luka untuknya. Sampai kapan ia akan benar-benar datang untuk saya? Tentu saya tidak menemukan jawaban apapun. Maka saya bersujud kepadaNYA. Mencurahkan setiap apa yang terbersit dalam hati.

Usai berdoa dalam sujud, terdengar bunyi sholawat dari pengeras suara di masjid. Sebentar lagi adzan. Sebelum berangkat, saya ke kamar terlebih dahulu. Mengambil HP sekalian mengecek agenda nanti di kalender. Ada 7 pesan masuk. Saya buka satu-persatu. Isinya sama. Ucapan selamat sahur. Tapi yang terakhir rasanya sedikit berbeda. 

Met sahur ya,,, Met puasa juga…
Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin…
Jangan lupa sebut namaku dalam doamu..
(ternyata masih ada orang yang berharap doa dari saya, meski jelas-jelas saya bukan seorang ustadz. Alhamdulillah,,, sesama muslim memang saling mendoakan)

Ya rob… mampukan hamba melewati setiap ujian ini...

1 komentar:

  1. E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
    yuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!

    BalasHapus