I love you, Mom...




ini hari pertama saya buka puasa dengan teman-teman penyiar di radio. Tentu saja saya lakukan ini karena sudah mendapatkan ijin dari Ibu. Jika tidak, saya tetap akan pulang untuk buka puasa di rumah. Bukan karena saya anak mama, mami, atau anak apalah namanya yang rada-rada manja dan dikekang. Bukan. Tapi karena kondisi ibu yang masih belum sepenuhnya pulih, yang membuat saya harus bolak-balik kerja dan pulang ke rumah.

Sebelum berangkat tadi pagi, saya juga sudah minta adik untuk menjaga ibu sekaligus menyediakan buka puasanya. Meski belum pulih, ibu tetap memaksakan diri untuk puasa. Saat saya tanya dengan nada sedikit keberatan, ibu malah tersenyum sambil bilang “apa kamu tahu bahwa kita akan bertemu kembali dengan ramadhan yang akan datang? Apa ada orang yang bisa menggantikan pahala puasa yang ibu tinggalkan jika sebenarnya ibu masih bisa untuk puasa?” saya terdiam. Tak punya jawaban apa-apa. Lalu saya teringat penjelasan Kyai sewaktu ikut pengajian di pondok dulu.

Menurut beliau, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu Hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah. “Semua amal perbuatan bani Adam adalah kepunyaan bani Adam sendiri, kecuali puasa. Puasa itu kepunyaanKu, dan Aku yang akan memberikan balasan. Maka, demi Dzat yang nyawa Muhammad ada di tanganNya, sungguh di sisi Allah, aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum dari pada minyak kasturi”.

Kemudian Imam Mazari rahimahullah dalam kitab al-mu’lim bifawa-idi mengatakan, “Dalam Hadits Qudsi ini, Allah Azza wa Jalla secara khusus menyebut puasa sebagai “MilikKU”, padahal semua perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas juga milikNya; karena dalam puasa, kecil kemungkinan ada riya’, sebagaimana pada perbuatan-perbuatan selainnya. Karena puasa itu perbuatan menahan diri dan menahan lapar. Sementara orang yang menahan diri—baik karena sudah kenyang ataupun karena miskin—Dhahirnya sama saja dengan orang yang menahan diri dalam rangka beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Niat serta motivasi yang tersimpan dalam hatilah yang memiliki peranan penting dalam masalah ini. Sedangkan shalat, haji, dan zakat merupakan perbuatan-perbuatan lahiriyah yang berpotensi menimbulkan riya’ dan sumah. Oleh karena itu, puasa dikhususkan sebagai milik Allah sementara yang lainnya tidak”.

“Bagaimana Nak,,,?” suara ibu menyadarkan lamunan saya. “Ibu benar,,, Cepat sembuh ya Bu,,, Semoga Allah menerima amal ibadah kita.” Lalu saya tersenyum pada Ibu, dentuman rasa haru membuncah di dada. “I Love You, Mom...” batin saya. tak kuasa terucap. Kemudian saya pamit pada ibu sambil mencium tangannya.

1 komentar:

  1. E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
    yuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!

    BalasHapus