ini
hari pertama saya buka puasa dengan teman-teman penyiar di radio. Tentu saja
saya lakukan ini karena sudah mendapatkan ijin dari Ibu. Jika tidak, saya tetap
akan pulang untuk buka puasa di rumah. Bukan karena saya anak mama, mami, atau
anak apalah namanya yang rada-rada manja dan dikekang. Bukan. Tapi karena
kondisi ibu yang masih belum sepenuhnya pulih, yang membuat saya harus
bolak-balik kerja dan pulang ke rumah.
Sebelum
berangkat tadi pagi, saya juga sudah minta adik untuk menjaga ibu sekaligus
menyediakan buka puasanya. Meski belum pulih, ibu tetap memaksakan diri untuk
puasa. Saat saya tanya dengan nada sedikit keberatan, ibu malah tersenyum
sambil bilang “apa kamu tahu bahwa kita akan bertemu kembali dengan ramadhan
yang akan datang? Apa ada orang yang bisa menggantikan pahala puasa yang ibu
tinggalkan jika sebenarnya ibu masih bisa untuk puasa?” saya terdiam. Tak punya
jawaban apa-apa. Lalu saya teringat penjelasan Kyai sewaktu ikut pengajian di
pondok dulu.
Menurut
beliau, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda
dalam salah satu Hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah.
“Semua amal perbuatan bani Adam adalah kepunyaan bani Adam sendiri, kecuali
puasa. Puasa itu kepunyaanKu, dan Aku yang akan memberikan balasan. Maka, demi
Dzat yang nyawa Muhammad ada di tanganNya, sungguh di sisi Allah, aroma mulut
orang yang sedang berpuasa itu lebih harum dari pada minyak kasturi”.
Kemudian
Imam Mazari rahimahullah dalam kitab al-mu’lim
bifawa-idi mengatakan, “Dalam
Hadits Qudsi ini, Allah Azza wa Jalla secara khusus menyebut puasa sebagai
“MilikKU”, padahal semua perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas juga
milikNya; karena dalam puasa, kecil kemungkinan ada riya’, sebagaimana pada
perbuatan-perbuatan selainnya. Karena puasa itu perbuatan menahan diri dan
menahan lapar. Sementara orang yang menahan diri—baik karena sudah kenyang
ataupun karena miskin—Dhahirnya sama saja dengan orang yang menahan diri dalam
rangka beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Niat serta motivasi yang tersimpan
dalam hatilah yang memiliki peranan penting dalam masalah ini. Sedangkan
shalat, haji, dan zakat merupakan perbuatan-perbuatan lahiriyah yang berpotensi
menimbulkan riya’ dan sumah. Oleh karena itu, puasa dikhususkan sebagai milik
Allah sementara yang lainnya tidak”.
“Bagaimana
Nak,,,?” suara ibu menyadarkan lamunan saya. “Ibu benar,,, Cepat sembuh ya
Bu,,, Semoga Allah menerima amal ibadah kita.” Lalu saya tersenyum pada Ibu,
dentuman rasa haru membuncah di dada. “I Love You, Mom...” batin saya.
tak kuasa terucap. Kemudian saya pamit pada ibu sambil mencium tangannya.
E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
BalasHapusyuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!