Saya
terkejut melihat kerumunan orang-orang di pinggir jalan Trunojoyo, tepatnya
sebelah selatan pertigaan terminal Bus Aryawiraraja Sumenep. Kerumunan itu
berada di pinggir jalan sebelah barat. Sedangkan saya berada di lajur timur
karena dari arah utara. Kebetulan, saya dan Alif (teman penyiar radio) melewati jalan itu sepulang dari Pondok
Pesantren Raudhatut Thalibin, mengambil beberapa baju dan kaos untuk salin.
Saya
menghentikan laju si “Kupu-kupu Rindu”. Mencoba memastikan apa yang sedang terjadi.
Saat melihat kepanikan orang-orang yang sedang berkerumun, saya menduga, telah
terjadi kecelakaan. Apalagi ada seorang lelaki berbaju kotak-kotak yang
menuntun sepeda motor ke halaman sebuah rumah yang dekat dari tempat itu.
Kondisinya sedikit rusak. Maka tanpa pikir panjang, saya menyeberang jalan.
Saya
memastikan posisi Si Kupu-kupu rindu aman. Kemudian saya dan Alif segera
menghampiri kerumunan orang-orang itu. Subhanallah,,,
seorang pria setengah baya tengah tergeletak dengan beberapa luka di tubuhnya dan
darah yang terus merembes. Saya tidak mengenalnya, pun orang-orang yang
berkerumun. Tidak satupun yang mengenalnya. Melihat dari wajah dan kulitnya,
sepertinya bukan penduduk pribumi. Kulitnya kuning, wajahnya juga berbeda jika
dibandingkan dengan wajah-wajah pendudukan lokal. Mungkin dia indo.
Apa
bedanya pribumi atau bukan?
Siapapun,
dari manapun, dia tetaplah orang yang butuh pertolongan. Dan untuk menolong,
tidak perlu harus kenal terlebih dahulu. (saya
teringat Fiya, yang pernah menolong saya seraya bilang “Kesempatan berbuat baik
dan menolong orang lain, terkadang tidak datang dua kali”)
Kotor,
memang iya. Terkena darahnya, mungkin iya. Tapi bukan alasan untuk tidak
menolongnya. Beberapa tahun yang silam, saya juga pernah mengalami kecelakaan
serupa, dan orang-orang tetap berbaik hati menolong saya yang saat itu tidak
sadar dengan simbahan darah disekujur tubuh. lalu sekarang, apa alasan saya
untuk tidak menolong orang lain meski saya tidak kenal?
Saya
tetap yakin, tidak ada perbuatan baik yang terbuang percuma. Saya memang tidak
pintar baca kitab dan menafsirkan ayat-ayat al-quran, tapi saya masih ingat
nasehat kyai. Menurut beliau; “diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Shollallhu ‘alaihi wasallam pernah bersabda; Barang
siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan
melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa menjadikan
mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan
akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hambaNYA selama hambaNYA
itu suka menolong saudaranya.”
Bismillah,,,
Bergegas
saya bertanya pada orang-orang yang tengah berkerumun, Barangkali ada teman
atau kerabat dari bapak yang kecelakaan itu. Tapi semua menggeleng. Ada yang menjawab
tidak tahu. Lalu tanpa pikir panjang, saya mengajak beberapa orang yang ada untuk
menggotongnya. Memindahkannya ke tempat yang teduh. Saya tidak mungkin tetap
membiarkannya tergeletak di pinggir jalan, apalagi dia belum sadar.
Saya
menduga ia mengalami gegar otak. Ada beberapa luka di kepalanya. Tepat di
keningnya terdapat sedikit benjolan dan mengeluarkan darah. Menurut beberapa
informasi dari percakapan orang-orang, ia tertabrak mobil pick up warna cokelat. Sayangnya mobil itu sudah tidak ada.
Beberapa orang mulai membicarakan sopir mobil yang menabrak. Beberapa lainnya
mulai ingat polisi. Ya,,, kemana pak polisi? Padahal jarak antara TeKaPe dan
Pos Polisi tidak sampe seratus meter. Anehnya, tidak ada satupun polisi yang
datang. Kalimat-kalimat “manis” tentang pak polisi mulai semakin ramai.
Sementara, saya tetap di samping Korban.
Dua
orang laki-laki berada di samping saya. Satu orang Abang becak. Dan seorangnya
lagi saya tidak tahu. Tapi yang pasti, bapak-bapak ini memiliki jiwa penolong
yang tinggi. Saya kagum dibuatnya. Beberapa saat kemudian seorang perempuan
menghampiri kami. Bertanya banyak hal. Saya yang tidak tahu banyak tentang
kejadiannya, menyarankan untuk mengambil HP milik bapak yang jadi korban
kecelakaan. Mengecek nomor di dalamnya dan segera memanggil salah satu kerabat
atau orang dekatnya (biasanya diketahui
dari nama yang tersimpan). Kemudian Ibu itu mengikuti saran saya. Lalu
menelepon seseorang, entah siapa.
Tiba-tiba
Alif mengingatkan bahwa jadwal siaran saya tinggal 10 menit. Bukankah saya
harus menjadi presenter Lomba Nasyid di Radio? Sedangkan peralatan untuk Live belum disiapkan. Duh,,, saya mulai
bimbang. Antara membawa korban itu ke rumah sakit, atau segera ke radio. Saya
mengajak beberapa orang untuk membawa Korban kecelakaan itu ke rumah sakit.
Tapi menurut Ibu yang barusan telepon (saya
tida tahu namanya). Sebentar lagi saudara bapak yang kecelakaan ini sampai.
Dan sudah membawa mobil.
Saya
sedikit lega mendengarnya, kemudian memutuskan untuk langsung ke studio, memenuhi
kewajiban yang lain. Saya pamit pada bapak-bapak yang berada di samping saya
tadi seraya minta maaf tidak bisa menolong lebih banyak lagi. Kedua bapak itu memaklumi,
lalu mempersilakan saya dengan senyum penuh persaudaraan. Perlahan, saya,
Alif, dan si kupu-kupu rindu melaju. Dalam perjalanan, hati saya tak henti
bersyukur. Allah masih memberikan kesempatan bagi saya untuk berbuat baik di
bulan suci ini.
Alhamdulillah,,,
E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
BalasHapusyuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!