Gelaran Kongres Kebudayaan Madura II (KKM-II) sejak tanggal 21-23 Desember 2012 sudah berakhir. Terlepas dari pro dan kontra, kongres berjalan dengan lancar. Semua agenda terlaksana dengan baik. kalau pun ada kendala adalah orasi budaya yang semestinya diawal kongres, harus diundur ke hari terakhir, karena Bapak Mahfud MD kebetulan masih di luar negeri. Alhamdulillah,,, hari terakhir, ketua Mahkamah Konstitusi itu benar-benar hadir sebagai pembicara di KKM-II.
Banyak hal yang saya peroleh dari gelaran KKM-II. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan di sana. Baik dari nara sumber di seminar kebudayaan, atau melalui diskusi sidang komisi dan sidang pleno, maupun dari diskusi-diskusi ringan dengan beberapa peserta di meja makan saat istirahat.
Saya merasa beruntung bisa bertemu dengan orang-orang hebat seperti Prof. Dr. Mien A. Rifai, Dr. A. Latief Wiyata, Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali, M.Pd, D. Zawawi Imron, Wiwik Afifah, MH., Mahfud MD, juga beberapa tokoh penting nasional lainnya yang semua berasal dari Madura. oh iya,,, saya juga bertemu dengan Mbak Lely dari balai bahasa Jawa Timur. setelah sempat ngobrol, Alhamdulillah,,, beliau menjanjikan beberapa buku dan majalah untuk dikirim ke alamat saya. salah satunya adalah Buku Tata Bahasa Madura.
Ada kebanggaan menjadi orang Madura. Tapi tentu saja tidak cukup dengan sekadar bangga. Harus ada wujud nyata untuk membuktikan bahwa para pemuda Madura juga bisa melestarikan berbagai khasanah kebudayaan Madura. Bahwa pemuda Madura juga mampu mengemban amanah dari nenek moyang terdahulu. Inilah generasi Madura. Setiap orang yang lahir dan minum air di Madura, harus bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan Madura. Sebab “Madura, akulah darahmu” teriak D. Zawawi Imron dalam salah satu puisinya.
Sebagai salah satu peserta yang berasal dari desa kecil di wilayah utara, saya juga bersyukur bisa bertemu dan berbincang dengan orang-orang hebat yang selama ini berkecimpung dalam kancah seni budaya Madura. Beberapa diantaranya adalah Abd. Kadir, En. Hidayat, Salamet Wahedi, Em. Ridwan, M. Fauzi, Hidayat Raharja, Agus Suharjoko, Agus Gepeng, dan beberapa pegiat seni lainnya. Saya merasa kecil berada di tengah-tengah mereka.
Usai penutupan, sembari menikmati makan siang, saya kembali duduk dengan teman-teman lama yang juga hebat. Abd. Wasit, Moh. Syafi’i, Abdurrahman, Sukron, Zainuddin dan beberapa lainnya. Mereka adalah Guru di beberapa sekolah. Dari mereka saya juga belajar banyak hal. Di tengah obrolan kami, tiba-tiba tiga orang perempuan berjilbab datang. Mereka duduk di kursi yang melingkari meja makan kami setelah sebelumnya minta ijin. Tentu saja kami persilahkan. Lalu obrolan mengalir dengan santai. Mereka juga ikut nimbrung. Hingga suatu saat, mereka memperkenalkan diri.
Jika tak salah ingat, namanya Kartini, seorang guru muda di salah satu sekolah Favorit di Sumenep. Aktif di beberapa organisasi. Saat ini, ia konsen di bidang pemberdayaan masyarakat pinggiran. Lalu Khairun Nisa, Mahasiswi Unibraw yang berasal dari banyuwangi. Menjabat sebagai ketua organisasi intra di kampusnya, juga Respek terhadap kegiatan-kegiatan sosial. Dan yang terakhir adalah Sherly. Mahasiswi Unibraw yang tahun 2012 menjadi juara Pemuda Pelopor se-Indonesia. Beberapa kali mewakili Indonesia untuk kegiatan akademik ke luar Negeri. Bulan maret 2013, ia akan mewakili Unibraw untuk mengikuti lomba debat dengan salah satu Universitas di Hong Kong. Keinginannya untuk tahu Madura membuatnya hadir di kongres kebudayaan Madura II.
Lalu teman-teman saya yang lain mengenalkan diri juga. Lengkap dengan prestasi dan aktifitasnya yang rata-rata sangat banyak. Sebagai orang yang sudah terbiasa dengan aktifitas organisasi, ditambah pengalaman yang sudah banyak, mereka terlihat begitu antusias menceritakan pengalaman masing-masing. Rata-rata memang hebat. Hingga sampailah giliran saya untuk mengenalkan diri. Beberapa saat lamanya saya terdiam sambil melihat mereka. Dalam hati kecil saya timbul pertanyaan, apa yang harus saya sampaikan? Saya hanya orang desa yang kebetulan menjadi peserta KKM-II.
“Saya Avan. Tinggal di desa kecil di wilayah utara. Saat ini, saya masih belajar menjadi seorang penyiar radio.” Ucap saya sambil tersenyum. Sementara teman-teman yang lain pada bengong. kenapa ya,,,? ah,,, sudahlah,,, saya malah berpikir, selepas kongres apa yang harus saya lakukan untuk melestarikan budaya Madura?
salah satu budaya madura adalah tidak bersikap "cangkolang". yang muda duduk di belakang. jika duduk di depan orang yang lebih tua, dianggap tidak sopan (cangkolang). |
E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
BalasHapusyuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!