Aku ingin pamit padamu,,,




Kini,,,
Setelah sekian lama aku tersesat di rerimbunan luka, aku pulang ke hatimu sayang,,, aku ingin pamit padamu dengan membawa gores-gores kepedihan. Tertatih aku, menuju pintu rumahmu yang terbuka. Mematung sejenak di depan pagar hatimu, lantaran aku tiba-tiba dikungkung rasa ragu. Tapi kemudian, kau muncul dari dalam hatimu, tersenyum sambil membukakan pintu, dan mempersilahkan aku untuk masuk.
Lalu akupun melangkah perlahan menuju beranda hatimu. Duduk di salah satu sudutnya, diantara rekahan mawar dan wewangian kuntum melati. Aku menggigil menahan perih. Tapi aku harus kuat, setidaknya sampai aku selesai pamit padamu…
“Lukamu terlihat begitu parah,,, apa yang terjadi?” tanyamu.
“Seseorang menggoresnya dengan tiba-tiba. Ia begitu leluasanya mengores-gores tubuhku dengan luka.”
“Kenapa kau tak melawannya?”
“Aku tak mungkin melawannya.”
“Kenapa,,,?”
“Karena aku menyayanginya,,,”
“Sesayang apa?”
“Aku tak punya ukuran untuk membandingkannya.”
Hening. Aku terdiam menahan perih yang semakin menjalar. Sementara kau tersentak sedikit tidak percaya. Lama kau memandangiku. Ada rasa iba yang menyeruak dari kedua bola matamu.
“Kenapa kau tak mengelak, atau menghindarinya?”
“Aku juga tak mungkin mengindarinya. Aku tak ingin dikatakan pengecut. Aku hanya ingin dia tahu, bahwa sesakit apapun, sebanyak apapun ia menggoreskan luka di tubuhku, aku akan senantiasa tersenyum untuknya. Dengan begitu, setidaknya aku sudah membuktikan bahwa aku tidak pernah main-main dengan perasaan ini.”
“Tapi engkau yang sakit.”
“Tidak apa-apa. Yang penting ia bahagia. Dengan rasa sakit, aku akan semakin kuat. Insya allah, aku akan baik-baik saja”
“Kau selalu bilang seperti itu, tapi kenyataannya, lihatlah, kau bahkan nyaris tak bisa lagi untuk melangkah. Apa ia sengaja menyakitimu?”
“Aku tidak tahu,,,”
“Apakah ia menyayangimu juga,,,?”
“Menurut pengakuannya, Iya.”
“Jika demikian, mungkin ia terpaksa menyakitimu karena ada hal lain yang membuatnya bertindak seperti itu. Mungkin sebenarnya ia juga terluka dengan keputusannya, hanya saja tak separah kamu”
“Entahlah,,, yang pasti, aku tidak sedikitpun menyalahkannya. Ia berhak bahagia. Aku hanya butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini. Percayalah,,, suatu saat nanti, aku pasti akan bisa melangkah lagi.”
“Boleh tahu, siapa orang itu,,,?”
“Maafkan aku….” hening kembali menyeruak. ah, aku tak mungkin menyebut namamu sayang,,, sangat tidak mungkin. aku tak ingin kau merasa bersalah...
“Baiklah kalau kau berat mengatakannya. Tidak apa-apa,,, aku tahu ini sangat rumit.”
“Apanya yang rumit?”
“Hatimu”
“Kenapa dengan hatiku,,,?”
“Serumit hatiku... ah, sudahlah,,, apakah menurutmu, menyayangi harus selalu menuai kepedihan,,,?”
“Aku tidak tahu,,, tapi aku selalu mengalaminya.”
“Sama... aku juga..."
"Benarkah,,,?"
"Iya... dan kita tak punya pilihan lain, selain harus bersabar,,,”
“Insya allah,,,”
“Bolehkah kuobati lukamu,,,?”
"Kenapa kau mau mengobatinya,,,?
"Karena lukamu juga lukaku..." aku tersenyum, kecut.
“Terimakasih,,, tapi aku ingin, ini menjadi luka terakhirku.”
“Maksudmu,,,?”
“Aku ingin pamit padamu,,, aku ingin pergi,,, aku ingin menghembuskan nafas terakhirku dengan luka seperti ini,,,”
“Tolong jangan ucapkan kata-kata seperti itu di depanku,,, aku tidak kuat mendengarnya…”
“Tapi aku harus mengucapkannya,,, waktuku tak banyak, aku harus pergi..”
“Separah itukah sakitmu,,,?” tiba-tiba ada yang berlinang dari kedua matamu sayang,,, dan aku tidak tahu kenapa engkau menangis…
“Ini adalah luka terindah yang pernah aku alami… aku ingin, ini menjadi perpisahan sekaligus kesedihan yang paling indah”
“Tidak, jangan bicara seperti itu,,, kau pasti akan sembuh,,, Aku akan mengobatimu,,,”
“Jangan,,,”
“Kenapa,,,?”
“Sudah terlambat,,,”
“Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini,,,, setidaknya, kita sudah berusaha…”
“Baiklah,, jika demikian,,, silahkan…”
Lalu aku memejamkan mata. Pasrah. Sementara, rasa sakit ini semakin mendera. Pedih ini semakin menjalar di seluruh tubuhku. Lalu perlahan, aku merasa kau mendekat sayang,,,
Aku mencoba membuka mataku lagi, kulihat, tubuhmu membias cahaya seperti pelangi. Begitu lembut dan benderang. Semakin lama semakin menyilaukan. Lalu aku merasakan dingin yang menggigil di seluruh tubuh. Begitu dingin dan sakit, hingga aku tak pernah bisa merasakan apa-apa lagi dalam tubuhku.

1 komentar:

  1. E D E N P O K E R . X Y Z mau memberikan info sedikit nih , di edenpoker ingin memberikan BONUS NEWMEMBER sebesar 10.000 ribu
    yuk langsung saja kunjungi Customer Service kami dan segera daftar kan diri anda !!!

    BalasHapus