Satu hari di ujung Desember


Pernah.
Satu hari di ujung desember.

Seperti biasa, saya berangkat ke radio seusai sholat maghrib. Ditemani  si kupu-kupu rindu (motor matic tersayang) dan si “biru” (notebook tercinta). Barangkali nasiblah yang mempertemukan saya dengan dunia broadcasting seperti saat ini. Kalau bahasa islaminya, Allah yang sudah memberikan jalan bagi saya untuk jadi seorang Announcer tepat disaat masih berstatus sebagai mahasiswa. (tuing… ^_^)
Ah,,, lupakan saja dunia kampus yang penuh haru biru itu. (Hehe…)
Kembali ke dunia “nyata”. Dunia saat ini.
Di radio, saya onair pukul 19.00 teng. Berucap salam. Menyapa pendengar dengan senyum manis + suara ceria (mau tidak mau emang kudu ceria). “apapun yang terjadi, seorang Announcer tidak boleh punya kamus sedih, BeTe, atau Galau saat onair” kata seorang instruktur penyiaran ketika mengisi diklat Announcer yang saya ikuti beberapa tahun silam. Lalu “doktrin” itulah yang sampai saat ini tetap saya “anut”. Hohoho….
Malam itu, sengaja saya pilih Lagu-lagu karya anak negeri yang mengusung tema cinta, rindu dan kesedihan. Bukan tanpa alasan. Karena memang,,, tema seperti itulah yang paling bisa menyentuh indera dengar “pemirsa” yang rata-rata masih remaja. (seperti saya. Haha…). Untuk topic siaran saya pilih “Saat ada seseorang yang belum kenal lebih dalam, tapi serius ngajakin nikah”. Topic ini bersifat umum. Bisa buat cowok. Bisa juga buat cewek. Hehe… ada kan, cewek yang ngajakin nikah??
Jelang 30 menit saya cuap-cuap di “Romansa” (nama acara yang saya pandu malam itu). Sayapun membuka line telepon. Beberapa penelpon sudah “gabungan”. Berbagai argument sudah mereka lontarkan. Mulai dari menganggap itu sebuah kesempatan bagus. Sampai pada ketidaksetujuan jika belum kenal jauh terlebih dahulu. (rata-rata cewek yang bilang gini). It’s OK. Saya hanya ngajakin merela share saja. Lalu beberapa lagu yang mereka request saya hadirkan. Hingga suatu saat, telepon kembali berbunyi.
“Assalamu’alaikum, romansa,,,” sapa saya saat menerima telepon dari pendengar.
“Wa’alaikumsalam… Mas Avan yah…?” suara seorang perempuan. Renyah. (mirip keripik singkong. Hehe..)
“Yoi,,, dari siapa, di mana nih,,,?”
“Ini Selvi Mas… di seputaran kota” jawabnya.
“Em,,, berarti muter-muter dong…” jawab saya sedikit tertawa (tak kalah renyah).
“Kok Muter-muter?”
“Ya kan kalo seputaran kota berarti satu kali muterin kota Sel,,?”
“hahaha… iya bener, bener…”
“Ikutan topic dulu dong Sel,,,” saya mengingatkan.
“Iya Mas,, tenang aja.. tapi Mas Avan kok beda sekarang ya?”
“Beda apanya Sel?”
“Udah rambutnya gondrong. Pake anting lagi.” Glek!!! Saya tercekat nelen ludah.
“Eh,,, aku gak pake anting Sel. rambutku juga gak gondrong.” Saya sedikit heran dengan “tuduhan” itu. Huhuhu…
“Ah,,, jangan mungkirlah Mas,,, baru tadi siang loh,,, aku liat Mas Avan dengan tampilan baru itu. Keren kok Mas,,, malah tambah asyik…”
“haha… tambah asyik gimana Selviii,,,,,, (udah mulai geregetan). itu bukan aku… udah deh,,, jangan bahas tampilan. Kamu salah orang.” Saya harus berjuang demi keadilan. ^_^
“Saya gak mungkin salah orang Mas... tadi Mas Avan juga naik Motor Gede sambil pake sarung kan? Terus, udah gitu, gak pake helm lagi. Jadi ramputnya terurai dengan jelas Mas” GLEK!!! Sungguh terlalu penelepon itu. Jelas-jelas itu bukan saya. Tapi saya tidak berdaya karena posisi saya yang mengharuskan bersikap manis pada setiap penelepon. Jadilah saya nyengir sambil garuk-garuk kepala di Box Siar. Akhirnya saya nyerah.
“hehe… kok kamu tahu Sel,,,?” saat itu saya berpikir, biarlah saya ikutin apa maunya.
“Berarti bener kan, Itu Mas Avan??” suaranya tambah renyah.
“Iya.. itu aku Sel.. hiks hiks…”
“Ah,, boong… Mas Avan boong…” Saya keki plus terkejut.
“Kok boong..??”
“Soalnya yang tadi itu bukan Mas Avan… aku tahu Mas Avan rambutnya gak gondrong. Gak pake anting juga kan?” dia bertanya sambil tertawa.
“Iya. Kau benar Sel. Pokoknya terserah kamu aja deh,, tampilanku kayak apa hehe,,, (ketawa dipaksain) aku nyerah. Yang penting kau ikutan topic dulu yah…?”
“Jangan nyerah dong Mas… itu tadi Mas Avan atau bukan?”
plok! Saya tepuk jidat. Gokil banget tuh anak.
“Aku terserah kamu aja deh Sel,, sekarang,,, ngomongin topic dulu yah?,,, nah,,, gimana menurutmu kalau misalnya ada seseorang yang bener-bener serius datang ke kamu, lalu ngajak nikah? Sementara kamu belum kenal lebih jauh sama orang itu”
“Ih,,, Mas Avan serius mo ngajakin Selvi Nikah? Beneran nih? Emang udah tahu sama selvi…? Nanti nyesel loh…” hadehh,,, bener-bener mati kutu rasanya dapat penelepon kayak gini.
“Itu topic siaran kali ini Selviii…… bukan aku… huhuhu…” nada suara saya sudah terisak.
“Kalo menurut selvi sih,,, gak masalah Mas.. yang penting Mas Avan datang ke rumah orang tua Selvi dulu. Nah, setelah itu baru bicarain pernikahan kita yang,,,,”
“BUkan aku selvii,,,, ini hanya topic,,, ini seandainyaaa,,, seadainya kamu ketemu dengan orang yang kayak gitooo,,,,, bukan aku” gemes sekali!!
“Iya Mas,,, beneran juga tidak apa-apa. Malah saya gak mau kalau hanya seandainya. Saya tunggu di rumah ya Mas. I love You…” Klik.
Tut,, tut,,, tut,,,
Telepon terputus. Saya terbengong-bengong. Terperangah sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja saya alami. Sungguh DRAMATIS!!
Seorang Announcer dikerjain peneleponnya. Udah gitu, gak kenal lagi. SELVI. Sebuah nama yang udah bikin KO saya malam itu. Lengkap sudah penderitaan ini.
Tuhaaaannn….. aku harus bagaimanaaa….. (saya mulai alay dalam hati).
Tak tahu harus bagaimana. Beberapa saat lamanya backsound yang saya gunakan untuk romansa terus membahana tanpa suara sedikitpun dari saya.
“Ok. Terimakasih untuk Selvi yang katanya ada di seputaran kota… hehe… malam ini kau berhasil ngerjain aku Sel… hhuuufffttt…. Awas yah,,,? Hehe… ya udah, yang masih mau gabungan bareng Avan di 0328-666999, avan tungguin lo ya? Jangan lupa, topic kita malam ini adalah, Misalnya nih ya,,, ada seseorang yang belum kalian kenal lebih jauh, tapi serius ngajakin nikah,,, menurut shobat semua gimana? Avan tunggu komennya ntar yah,,, tapi selepas komposisi cantik milik Anji ini,,, Berhenti di Kamu.”
Huuft… sedikit lega.
Untung saya masih punya ketabahan yang luar biasa. Bisa menguasai diri dan tersenyum dengan damai. Hehe…
Dua buah lagu saya siapkan sekaligus dalam play list. Juga beberapa iklan dari pihak sponsor. Jadi saya punya waktu sekitar 15 menit untuk rehat. Maka saya memilih keuar dari box siar. Menutup pintunya kemudian menuju ruang depan (kebetulan ruang itu jadi ruang tamu jika ada beberapa fans radio yang main ke studio). Baru saja saya masuk ruang depan, tiba-tiba saya dikejutkan dengan sapaan ramah seseorang.
“Hai Mas Avan,,, “ ucapnya berdiri sambil mengulurkan tangan untuk salaman. Sejenak saya grogi. serba salah. Saya lihat alif (teman Announcer) yang memang ada di situ. Sementara dua cewek lain yang tidak saya kenal juga ikut berdiri. Sejenak saya clingak-clinguk sambil nyengir garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
Salaman gak ya?? Salaman gak ya? Salaman gak ya?
Salaman.
Akhirnya pilihan itu yang menang. Baru saja saya jabat tangannya. (tentu dengan wajah ramah penuh senyum). Ia memperkenalkan diri.
“Saya Selvi Mas. Yang barusan telepon,,,”
GLEKK!!
Gubrakk!!!



3 komentar:

  1. Balasan
    1. pahit2... ^_^
      =============
      tingkiuw sudah mampir,,, eh, mau minum apa? hehe...

      Hapus
  2. hahaha lucu bin gokil bin semuanya pkoknya bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet.,,,,

    BalasHapus