Hari ini hujan turun dengan derasnya Nay,,, kilat menyambar-nyambar,
halilintar menggelegar memekakkan telinga. Deru angin bergemuruh menerpa
reranting dan dinding rumah. Sepintas, aku mengintip langit dari sela-sela
jendela rumah. Beitu gelapnya hingga yang kulihat hanya guyuran hujan yang
begitu deras. Pepohonan di samping rumah berderak-derak. Lalu aku begitu cemas
Nay,,,
Aku cemas bukan karena aku sendirian di sini. Bukan. Tapi
yang kucemaskan adalah hujan deras yang barangkali juga terjadi di tempatmu. Kau
pasti ketakutan dengan suara-suara halilintar itu Nay,,, dan terus terang, hal
inilah yang membuatku gelisah sedari tadi. Apalagi, dalam beberapa hari
terakhir, berita tentang banjir, tanah longsor, dan keganasan puting beliung
yang memakan korban, selalu menjadi berita hangat di media. Aku takut saat ini
kau berada di luar rumah dan terjebak hujan hingga tidak bisa pulang,,,
Misalnya saja kau tengah kuliah, lalu dalam perjalanan
pulang kau terjebak hujan deras dan angin yang kencang. Atau kau tengah
mengerjakan tugas kelompok ke kost temanmu, lalu diperjalanan pulang kau
terkendala hujan deras. Kau dulu pernah bercerita tentang hal ini bukan? Jadi
wajar jika saat ini aku begitu khawatir akan dirimu.
Jika saja aku bisa, saat ini juga aku ingin menghilang dari
tempatku, lalu tiba-tiba muncul di sampingmu. Ya,, tepat di sampingmu, sekarang
juga. Tahukah kau Nay,,,? Saat ini aku begitu panik karena tidak bisa berbuat
apa-apa. Sama sekali aku tidak bisa menghubungimu,,, lantaran petir yang
menyambar-nyambar memaksaku untuk takut menggunakan HP guna meneleponmu.
Entahlah, apakah aku termasuk korban doktrin masa lalu yang mengatakan, bahwa
petir juga bisa merambat jaringan signal HP yang digunakan untuk telepon. Ah,,
aku tak tahu nay,,, yang kutahu adalah, aku begitu cemas memikirkan dirimu…
Andai saja bisa, aku ingin mengantongimu saat-saat
mencemaskan seperti ini. Aku ingin meletakkanmu dalam hatiku. Membiarkanmu
lelap di sana, biar kau tak mendengar gelegar guntur, deru badai, dan gemuruh
hujan yang tak henti-henti. Di bilik hatiku, aku yakin kau akan nyaman. Kau
akan lelap, karena aku sudah menyiapkan balai-balai cinta dan selimut rindu
untukmu. Ah, aku tahu semua itu tidak mungkin Nay,, tapi pikiran itu muncul
karena aku begitu mencemaskanmu. Belum pernah aku merasakan cemas yang luar
biasa seperti ini. Belum pernah.
Nay,,, dalam perangkap kecemasan yang menggelisahkan ini,,,
tentu, lautan doaku tak akan pernah lekang untukmu. Seperti juga rinduku yang
tak pernah istirahat sedikitpun darimu. Semoga kau baik-baik saja ya,,, selalu
dalam lindungan Allah SWT. Amin,,,
Sumenep, 1 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar