Suatu saat nanti,,, barangkali,,,



Kelak,,,
Akan tiba saatnya bagiku untuk menyadari banyak hal. Rasa yang tak biasa, debar yang mendera, galau yang menyapa, gelisah yang tak bertepi; jika tak ada kabar tentangnya.

Pendar jingga di pelupuk mata. Lembut angin mengecup kening. Gulungan awan menyambut senja. Akan menjadi episode yang paling kusenangi saat mengingatnya. Seseorang yang datang saat matahari belum sepenuhnya pergi. Ia hadir dalam sebuah nama. Berucap salam lewat pesan.

Lalu,,,
aku mulai suka menikmati semilir angin yang membelai lembut helai-helai rambut. Meninggalkan sejuk di kening, pipi, punggung tangan, dan jemari kaki. Mencipta seulas senyum di sepasang bibirku, hingga untuk kesekian kalinya aku harus mengakui bahwa ada yang aneh jika sehari tanpa kabar darinya. Seseorang yang semula entah siapa,,,

lalu,,,
aku mulai suka,,,
dengan suaranya yang manja, dengan tawanya yang renyah, dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos, dengan sifatnya yang pelupa, dengan sikapnya yang kadang bandel. dengan semangatnya yang tak pernah pudar, dengan cerita-ceritanya yang selalu membuatku tersenyum, atau bahkan tertawa-tawa penuh keriangan. dengan mimpi-mimpinya untuk membangun sebuah rumah mungil di lereng gunung, dengan tangisnya yang kadang-kadang tumpah begitu saja, dengan senandungnya saat bahagia. dan sebagainya,,, dan sebagainya….

Lalu,,,
Aku semakin suka,,,
menikmati percakapan demi percakapan di telepon. Menikmati senja dari pematang sawah. Menikmati gerimis di musim penghujan. Menikmati pelangi sehabis hujan sore hari. Menikmati gemintang yang berkedip. Menikmati subuh yang selalu cantik. Menikmati embun yang senantiasa bening. Menikmati angin pagi yang berkabar tentangnya.

Lalu,,,
Aku mulai bingung bagaimana caranya;
Memaknai perasaan yang berdebar. Menuliskan sajak tentang hati. Memulai percakapan yang selalu kikuk. Meredakan gugup dalam dada. Mengucap salam saat menerima teleponnya. Mengatur nafas saat mulai tak tenang. Melanjutkan cerita yang tiba-tiba lupa. Mengatakan kejujuran tentang isi hati.

Lalu,,,
Aku mulai mengerti,,,
Bahwa aku sudah sangat dekat, meski tak pernah sekalipun menikmati senja bersamanya.

Suatu saat nanti,,, barangkali,,,
Akan tiba saatnya bagiku untuk menyadari satu hal. Ada rindu seharum madu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar